LELE atau
ikan keli, adalah
sejenis ikan yang
hidup di air tawar. Lele mudah
dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang tak bersisik, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang
mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Habitat ikan lele ele tidak
pernah ditemukan di air payau atau air asin,
kecuali lele laut yang
tergolong ke dalam marga dan suku yang
berbeda (Ariidae). Habitatnya di
sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang
air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got
dan selokan pembuangan.
Budidaya ikan lele sangat diminati para peternak karena pasarnya
yang terus berkembang. Budidaya ikan lokal yang digemari masyarakat
setempat perlu diutamakan jika tujuan kegiatannya adalah untuk meningkatkan
produksi makanan serta meningkatkan gizi masyarakat di daerah tersebut. Oleh
karena itu, informasi tentang biologi umum ikan lokal yang akan dibudidayakan
merupakan data awal yang di perlukan dalam perencanaan.
Ikan lele mutiara adalah jenis yang paling mudah untuk di budidayakan.
Karena ikan jenis ini mampu beradaptasi
cepat dengan lingkungan air dimanapun. Lele mutiara juga tahan terhadap
penyakit dan pertumbuhannya yang tergolong cepat menjadikan ikan jenis ini
dipilih oleh sebagian peternak.
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam
kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot
tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan
sangat menguntungkan bila dilakukan secara intensif.
Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen
pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan betjuan untuk
menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk
menghasilkan ikan lele siap konsumsi. Pada kesempatan kali
ini alamtani akan membahas tahap-tahap persiapan budidaya ikan lele
segmen pembesaran.
Penyiapan kolam tempat budidaya ikan lele
Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk tempat
budidaya ikan lele. Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan
masing-masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk memutuskan
kolam apa yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan, ketersediaan
tenaga kerja dan sumber dana ada.
Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan
lele adalah kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba.
Namun dalam artikel ini kita akan membahas kolam tanah, mengingat jenis
kolam ini paling banyak digunakan oleh para peternak ikan. Sebagai pengetahuan
tambahan, silahkan baca cara membuat kolam ikan.
Tahapan yang harus dilakukan dalam
menyiapkan kolam tanah adalah sebagai berikut:
A. Pengeringan dan pengolahan tanah
Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus
dikeringkan telebih dahulu. Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung
pada teriknya sinar matahari. Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah
retak-retak, kolam bisa dianggap sudah cukup kering.
Penegeringan kolam bertujuan
untuk memutus keberdaan mikroorganisme jahat yang menyebabkan bibit penyakit.
Mikroorganisme tersebut bisa berkembang dari periode budidaya ikan lele
sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran, sebagian besar mikroorganisme
patogen akan mati.
Setelah dikeringkan, permukaan
tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul. Pembajakan tanah diperlukan untuk
memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang tertimbun di dalam
tanah.
Bersamaan dengan proses
pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang terdapat di dasar kolam. Lumpur
tersebut biasanya berbau busuk karena menyimpan gas beracun seperti amonia dan
hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan yang tidak
habis dimakan ikan.
B. Pengapuran dan Pemupukan
Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam
dan membantu memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan
adalah kapur pertanian/dolomit atau kapur tohor.
Pengapuran dilakukan dengan
cara ditebar secara merata di permukaan
dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik tanah agar kapur meresap ke nagian
dalam. Dosis yang di perlukan untuk pengapuran adalah 250-750 gram per meter
persegi, atau tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah,
semakin banyak kapur yang dibutuhkan.
Langkah selanjutnya adalah
pemupukan. Gunakan panduan pupuk organik ditambah urea dan Tsp. Jenis pupuk
organik yang di anjurkan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosisnya
sebanyak 250-5-- gram per meter persegi. Sedangkan pupuk kimianya adalah urea
dan Tsp masing-masing 15 gram dan 10 gram per meter persegi. Pemupukan dasar
kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota air seperti fitoplankton
dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan lele.
C. Pengaturan air kolam
Ketinggian air yang ideal untuk ikan lele adalah 100-120cm. Pengisian kolam
dilakukan bertahap setelah kolam di pupuk
isi air dengan batas 30-40cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama
satu minggu. Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus
hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplakton
tumbuh dengan baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna
kehijauan. Setelah satu minggu benih ikan lele siap di tebar. Selanjutnya air
kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada
ketinggian ideal.
D. Pemilihan benih ikan lele
Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan ileh kualitas benih
yang ditebar. Ada beberapa jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di Indonesia.
Kami merekomendasikan jenis ikan lele Sangkuriang yang dikembangkan BBPBAT
Sukabumi. Ikan lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan dari lele dumbo.
BBPBAT mengembangkan ikan lele sangkuriang karena kualitas lele dumbo yang saat
ini beredar di masyarakat semakin menurun dari waktu ke waktu. Benih ikan lele
bisa kita dapatkan dengan cara membeli atau melakukan pembenihan ikan lele
sendiri.
a. Syarat benih unggul
Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat.
Ciri-ciri benih yang sehat gerkannya lincah tidak terdapat cacat atau luka di
permukaan tubuhnya, bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal.
Untuk menguji gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut
menantang arah arus air dan bisa bertan berate gerakan renangnya baik.
Ukuran benih untuk budidaya ikan lele biasanya
memiliki panjang sekitar 5-7 cm, usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh
dan berkembang serempak. Dari benih sebesar itu dalam jangka waktu pemeliharaan
2,5 – 3,5 bulan akan mendapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor setiap
kilogramnya.
b. Cara menebar benih
Sebelum benih ditebar lakukan penyesuaian iklim
terlebih dahulu. Caranya masukan benih dengan wadahnya (ember/jerigen) ke dalam
kolam. Biarkan selama 15menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan
suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih keluar
dengan sndirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stress pada benih.
Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan
kepadatan 200-400 ekor per meter persegi. Semakin baik kualitas air kolam,
semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung. Hendaknya tinggi air tidak
lebih dari 40cm saat benih di tebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa
menjangkau permukaan air untuk mengambil makan atau bernafas. Pengisian kolam
berikutnya disesuaikan dengan ikuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air
yang ideal.
Menentukan kapasitas kolam
Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya ika lele secara
intensif Asumsi kedalaman kolam 1-1,5 meter (kedalaman yang dianjurkan). Maka
kepadatan tebar bibit lele yang dianjurkan adalah 200-400 ekor per meter
persegi. Contoh untuk kolam berukuran 3 x 4 meter maka jumlah bibit ikannya
minimal (3 x 4) x 200 = 2400 ekor, maksimal (3 x 4) x 400 = 4800 ekor.
Catatan : kolam tanah kapasitasnya lebih sedikit dari kolam tembok.
Pakan untuk budidaya ikan lele
Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada
banyak sekali merk dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik adalah
pakan yang menawarkan Food Convertion
Ratio (FCR) lebih kecil dari satu. FCR adalah ratio jumlah pakan berbanding
pertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR semakin baik kualitas pakan.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan
pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik
terasa mahal, silahkan coba membuat sendiri pakan lele alternative.
a. Pemberian pakan utama
Sebagai ikan karnivora, pakan ikal lele harus banyak mengandung protein
hewani, secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele dalah protein
(minimal 30%) lemak (4-16%) karbohidrat (15-20%) vitamin dan mineral.
Berbagai pellet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan
keterangan kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih mana yang bisa
dipercaya dan pakan jangan sampai kedaluarsa.
Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum setiap harinya
ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan
bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor.
Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya lalu timbang dan sesuaikan lagi
jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen, presentase pemberian
pakan dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh.
Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan.
Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuaensi pemberian pakan pada ikan yang masih
kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan
malam hari.
Ikan lele merupakan hewan nocturnal atau aktif pada malam hari. Pemberian
pakan harus jeli melihat ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif menyantap
pakan dan berhenti apabila ikan sudah terlihat malas untuk menyantapnya.
b. Pemberian pakan tambahan
Selain pakan utama bisa dipertimbangkan juga untuk memberi pakan tambahan.
Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya pengeluaran pakan yang
mahal.
Apabila kolam kita dekat dengan pelelangan ikan, bisa dipertimbangkan
pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan tangkapan dar laut
yang tidak layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam penangkapan.
Bisa juga dengan membuat belatung dari campuran ampas tahu.
Keong mas dan limbah ayam yang bisa diberikan dengan pengolahan terlebih
dahulu. Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan, kemudian dipisahkan
daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk limbah ayam
bersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele.
Satu hal yang harus diperhatikan dalam pemberian pakan ikan lele. Jangan
sampai telat atau kurang, karena ikan lele mempunyai sifat kanibal atau suka
memangsa sejenisnya. Apabila kekurangan pakan, ikan-ikan yang lebih bsar
ukurannya akan memangsa ikan yang lebih kecil.
Pengelolaan air
Hal penting lain dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam.
Untuk mendapatkan hasil maksimal, kualitan dan kuantitas air harus tetap
terjaga.
Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar
kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas ammonia atau hydrogen sulfide
yang dicirikan dengan adanya bau busuk.
Apabila sudah muncul bau busuk, buang sepertiga airmbagian bawah, kemudian
isi lagi dengan air baru. Frekuensi pembuangan air sangat tergantung pada
kebiasaan pemberian pakan. Apabila dalam pemberian pakan banyak menimbulkan
sisa, pergantian air akan lebih sering dilakukan.
Pengendalian hama
penyakit
Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator
seperti lingsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang
menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan
memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di
sekeliling kolam.
Penyakit pada budidaya ikan lele bisa dating dari protozoa, bakteri dan
virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan.
Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perus dan luka di kepala dan
ekor.
Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas
air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan
suhu kolam pada kisaran 28ºC. selain penyakit infeksi ikan lele juga bisa
terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan
lain-lain.
Panen budidaya ikan
lele
ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor/Kg. ukuran sebesar
itu dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm. berbeda
dengan konsumsi domestic, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai
ukuran 500 gram/ekor.
Satu hari (25 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele
tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele
dipanen lakukan sortasi untuk memisahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan
ukuran berdampak pada harga ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran
akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.
No comments:
Post a Comment